, Jakarta - Perempuan Amerika Serikat memilih jalan merokok untuk menurunkan berat badan. Kebiasaan ini dilakukan seiring pesatnya jumlah penderita kegemukan di negara tersebut.
"Merokok memang bisa mengurangi berat badan," ujar Direktur Institut Kanker Nasional Amerika Serikat Harold Elliot Varmus di Pacific Place, Jakarta, Senin, 9 Juli 2012.
Pria peraih Nobel Kedokteran 1989 ini mengatakan jumlah perokok perempuan di Amerika Serikat cukup tinggi. Data dari Asosiasi Paru-paru Amerika pada 2008 memperlihatkan 18,3 persen perempuan di negara tersebut adalah perokok, atau setara dengan 21,1 juta. Angka ini nyaris mendekati porsi perokok laki-laki yang mencapai 23,1 persen.
Gaya hidup merokok dipilih karena banyak perempuan ingin menguruskan berat badan agar tetap tampil menarik. Catatan penelitian yang terbit pada Journal of the American Medical Association pada 2008 memperlihatkan 35,5 persen perempuan Amerika menderita obesitas. Tingginya angka penderita kegemukan ini membuat perempuan menempuh berbagai cara untuk menurunkan berat badan, termasuk mengkonsumsi rokok.
Sayangnya, ujar dia, merokok tidak hanya menurunkan berat badan, melainkan juga meningkatkan risiko kanker. Di Negeri Abang Sam, merokok menjadi pemicu utama penyakit kanker. "Merokok terbukti merusak tubuh," kata dia.
Kecantikan kulit juga terenggut oleh kebiasaan merokok. Zat-zat berbahaya yang terkandung di dalam asap rokok yang masuk ke paru-paru akan mengalir ke seluruh tubuh melalui darah. Pada akhirnya, zat ini akan sampai pada jaringan kulit dan mempercepat penuaan sel.
Ketimbang mengurangi berat badan dengan merokok, Varmus menyarankan perempuan menempuh gaya hidup sehat dengan mengatur pola makan dan berolahraga teratur. Hidup berimbang seperti ini lebih ampuh menjaga bentuk tubuh agar tetap langsing dan cantik.
ANTON WILLIAM
Orignal From: Perempuan Amerika Merokok untuk Langsing