TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia, Rita Subowo, mengakui kurang maksimalnya kalenderisasi keolahragaan Indonesia. Hal itu tercermin dari penyusunan jadwal pertandingan kejuaraan per periode yang tidak mendukung keberlangsungan event puncak seperti Olimpiade.
"Kalenderisasi keolahragaan akan dirumuskan kembali saat masyarakat olahraga Indonesia berunding," kata Rita saat memenuhi undangan TEMPO, Selasa, 17 Juli 2012.
Dikatakan Rita, pihaknya akan mencoba mengumpulkan masyarakat olahraga Indonesia yang terdiri dari Komite Olahraga Nasional Indonesia Pusat dan Daerah, serta para pengurus cabang olahraga. Tujuan besarnya, merampungkan penyusunan cetak biru keolahragaan Indonesia yang sesuai dengan kebutuhan keolahragaan, sekaligus memperjelas fungsi organisasi yang selama ini berkontribusi dalam olahraga.
"Kita harus mengubah pola pikir bahwa Olimpiade adalah kompetisi tertinggi dalam olahraga," kata Rita. "jadi sebisa mungkin menempatkan Olimpiade sebagai peak (puncak) kejuaraan, supaya kita bisa meraih prestasi di Olimpiade."
Penyelenggaraan Olimpiade XXX London yang akan berlangsung 27 Juli-12 Agustus 2012, berhimpit dengan penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional XVIII Riau yang direncanakan berlangsung 9 September 2012. Padahal idealnya, PON diselenggarakan sebelum Olimpiade, supaya Olimpiade bisa menjadi kejuaraan olahraga yang puncak. PON seharusnya menjadi pemanasan menuju Olimpiade.
Menurut Rita, pengubahan pola pikir terhadap pentingnya Olimpiade nantinya berujung pada pengiriman atlet yang lebih banyak dibanding Olimpiade Londin, di mana Indonesia masih kalah jauh dari Thailand dan Malaysia soal pengiriman atlet. Indonesia hanya mengirimkan 21 atlet, jauh dibandingkan Thailand (38 atlet) dan Malaysia (30).
"Mereka bisa mengungguli Indonesia karena mereka fokus pada cabang-cabang olimpiade di SEA Games," tutur Rita. Pada SEA Games 2011, dari 10 medali terbanyak yang diraih Malaysia dan Thailand, kebanyakan adalah dari cabang olahraga olimpik. Sementara Indonesia, justru banyak yang bukan cabor olimpik.
Rita berharap bisa mengubah kondisi. "Kekuatan KOI tak bisa sendiri. Nanti dilihat cabor yang dipertandingkan, lalu KONI dan Prima menyiapkan atletnya. Ini harus dikerjakan bersama-sama. Maka dari itu, kita perlu sekali cetak biru olahraga."
MUHAMAD RIZKI
Orignal From: Salah Kaprah Kalender Olahraga Indonesia