Sunday, September 9, 2012

Anak Tiba-Tiba Cemas? Begini Atasinya



KURANGNYA keterampilan sosial yang dimiliki si kecil bisa menyebabkan anak cemas. Semakin tidak terampil, si buah hati akan merasa takut berada di lingkungan baru. Bagaimana mengatasinya?

 

Hari pertama sekolah menjadi hari yang buruk bagi Aldi, 6. Bocah yang biasanya selalu ceria ini tiba-tiba menangis sejadinya pada hari pertama sekolah. Aldi seakan takut menginjakkan kaki di sekolah.Tangisnya semakin menjadi-jadi ketika menyaksikan anak-anak seusianya yang tidak dikenal.

 

Aldi semakin kencang bergelayutan di pangkuan ibunya, seakan tidak ingin ditinggalkan.
Kondisi tersebut tentu saja membuat orangtua Aldi sangat heran dan sama sekali tidak menyangka bahwa buah hatinya akan setakut itu berada di lingkungan baru.

 

Kejadian itu sebenarnya wajar dialami oleh anak-anak. Sebab, masa awal anak-anak (early childhood) merupakan periode perkembangan yang terentang dari akhir masa bayi hingga usia kira-kira 5 atau 6 tahun. Pada masa ini anak mulai belajar untuk mandiri, mengembangkan berbagai keterampilan seperti pengenalan huruf, mematuhi perintah, dan menghabiskan waktu dengan bermain terutama bersama teman sebayanya. Periode ini disebut juga tahun-tahun prasekolah karena merupakan masa persiapan bagi anak untuk memasuki sekolah dasar. Taman kanak-kanak merupakan tempat yang tepat bagi anak-anak untuk mempersiapkan dirinya sebelum masuk ke sekolah dasar.

 

Taman kanak-kanak merupakan salah satu media yang bisa menyediakan fasilitas yang dibutuhkan anak dalam mengembangkan fungsi intelektual dan potensi lain yang dimilikinya.Selain itu,anak akan mulai belajar untuk dapat menguasai lingkungan sosial yang lebih luas daripada lingkungan keluarga.



Pertama kali anak memasuki lingkungan baru,di antaranya taman kanak-kanak, umumnya mereka mengalami ketakutan dan juga kekhawatiran. Manifestasi dari perasaan takut ini bisa menimbulkan macam-macam gejala gangguan, antara lain berupa kejang atau sakit perut, sering buang air besar, sering kencing, sakit kepala, dan timbulnya tics (gerak- gerak facial pada wajah, misalnya mengedip-ngedipkan mata terus-menerus, menggeleng-gelengkan kepala, mengernyit-ngernyitkan alis atau anak jadi cepat marah. Ada kalanya anak juga jadi pemurung dan penakut.

Hasil survei awal yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa pada minggu-minggu pertama anak memasuki taman kanak-kanak,beberapa anak menangis karena harus berpisah dengan orangtuanya, anak tidak ingin ditinggal orangtuanya, anak menjadi pendiam dan pemalu, dan anak datang ke sekolah dengan wajah murung. Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di Amerika Serikat, di mana banyak ditemui anak-anak yang mengeluh dan menolak untuk pergi ke sekolah.

"Ketakutan yang menghinggapi anak-anak ketika berada dalam lingkungan baru itu menandakan bahwa sebenarnya anak belum siap dan kurangnya sosialisasi dari orangtua," kata psikolog anak alumnus Universitas Indonesia (UI), Dr Farah Agustin. Ditambahkan Farah, sosialisasi yang dapat dilakukan orangtua seharusnya adalah dengan sering-sering bercerita kepada anak bahwa lingkungannya yang baru adalah sebuah tempat yang menyenangkan dan membuat anak jadi lebih pandai.

"Dibutuhkan kesabaran bagi orangtua. Sebab, tidak semua anak bisa beradaptasi dengan cepat di lingkungan barunya," kata dia.

 

Dikatakannya pula, perilaku anak yang muncul terkait dengan penolakan untuk pergi ke sekolah jika berlangsung dalam waktu yang panjang dan terjadi pada usia pertumbuhan bukanlah suatu hal yang bisa dianggap ringan tetapi mengarah pada masalah yang lebih serius.
Salah satunya adalah perasaan cemas yang dialami saat akan masuk ke sekolah dan berdasarkan data penelitian pada 2003 di Amerika Serikat menunjukkan bahwa gangguan kecemasan adalah salah satu bentuk penyakit jiwa terbanyak yang dialami oleh anak-anak dan 10% di antaranya membutuhkan perawatan medis.

 

Jadi, risiko anak-anak prasekolah di Amerika Serikat untuk terkena gangguan kecemasan bisa naik di atas 10%. Kecemasan itu sendiri dapat berpengaruh negatif kepada diri anak dalam jangka panjang, di antaranya hilangnya kepercayaan diri, sulit untuk bersosialisasi, perasaan tidak berdaya, anak terlihat menjadi pemurung, dan tidak jarang muncul perasaan khawatir.
(tty)




Orignal From: Anak Tiba-Tiba Cemas? Begini Atasinya